Minggu, 20 April 2014

Keterhijaban dan Baik Sangka



keterhijaban dan baik sangka (bagian 1)






Ada banyak yang tak pernah kita minta
tapi Allah tiada alpa menyediakannya untuk kita
seperti nafas sejuk , air segar , hangat mentari ,
kicau burung yang mendamai hati
jika demikian , atas doa-doa yang kita panjatkan
bersiaplah untuk dijabah lebih dari apa yang kita mohonkan

Seorang kawan bertanya dengan nada mengeluh .
“Di mana keadilan Allah?” , ujarnya .”Telah lama aku memohon dan meminta padaNya satu hal saja . Kuiringi semua itu dengan segala ketaatan padaNya . Kujauhi laranganNya . Kutegakkan yang wajib . Kutekuni yang sunnah . Kutebarkan shadaqah . Aku berdiri di waktu malam . Aku bersujud dikala dhuha . Aku baca kalamNya . Aku upayakan sepenuh kemampuanku mengikut jejak RasulNya . Tapi hingga kini Allah belum mewujudkan impianku itu sama sekali.”
Saya menatapnya iba . Lalu tertunduk sedih .
“Padahal,” lanjutnya sambil kini berkaca-kaca,”Ada teman lain yang aku tahu ibadahnya berantakan . Wajibnya tak utuh . Sunnahnya tak tersentuh , Akhlaknya kacau . Otaknya kotor . Bicaranya bocor . Tapi begitu dia berkata bahwa dia mengiginkan sesuatu ,hari berikutnya segalanya telah tersaji . Semua yang dia minta didapatkannya . Di mana keadilan Allah?”
Rasanya saya punya banyak kata-kata untuk menghakiminya . Saya bisa saja mengatakan ,”Kamu sombong. Kamu bangga diri dengan ibadahmu. Kamu menganggap hina orang lain . Kamu tertipu oleh kebaikanmu sebagaimana Iblis telah terlena! Jangan heran kalau doamu tidak diijabah . Kesombonganmu telah menghapus segala kebaikan . Nilai dirimu hanya anai-anai beterbangan . Mungkin kawan yang kau rendahkan jauh lebih tinggi kedudukannya di sisi Allah karena dia merahasiakan amal shalihahnya!”
Saya bisa mengucapkan itu semua . Atau banyak kalimat kebenaran lainnya .
Tapi saya sadar . Ini ujian dalam dekapan ukhuwah . Maka saya memilih sudut pandang lain yang saya harap lebih bermakna baginya daripada sekedar terinsyafkan tapi sekaligus terluka . Saya khawatir , luka akan bertahan jauh lebih lama daripada kesadarannya .
Maka saya katakan padanya,”Pernahkah engakau didatangi pengamen?”
“Maksudmu?”
“Ya, pengamen, lanjut saya seiring senyum. “Pernah?”
“Iya.Pernah.”Wajahnya serius . Matanya menatap saya lekat-lekat.
“Bayangkan jiak pengamennya adalah seorang yang berpenampilan seram,bertato,bertindik,dan wajahnya garang mengerikan. Nyanyiannya lebih mirip teriakan yang memekakkan telinga . Suaranya kacau, balau , sengau, parau, sumbang, dan cemprang . Lagunya malah menyakitkan uli hati , sama sekali tak dapat dinikmati . Apa yang akan kau lakukan?”
“Segera kuberi uang,”jawabnya,”Agar segera berhenti menyanyi dan cepat-cepat pergi.”
“Lalu bagaimana jika pengamen itu bersuara emas , mirip sempurna dengan Ebiet G.Ade atau Sam Bimbo yang kau suka,menyanyi dengan sopan dan penampilannya rapi lagi wangi,apa yang kau lakukan?”
“Kudengarkan,kunikmati hingga akhir lagu,” dia menjawab sambil memejamkan mata ,mungkin membayangkan kemerduan yang dicanduinya itu .”Lalu kuminta dia menyanyikan lagu yang lain lagi,tambah lagi,dan lagi.”
Saya tertawa.
Dia tertawa.
“Kau mengerti kan?” tanya saya.”Bisa saja Allah juga berlaku begitu pada kita,para hambaNya .Jika ada manusia yang fasik,keji,munkar,banyak dosa,dan dibemciNya berdoa memohon padaNya ,mungkin akan dia firmankan pada malaikat:’Cepat berikan apa yang dia minta. Aku muak mendengar ocehannya. Aku benci menyimak suaranya . Aku risi mendengar pintanya!”
“Tapi,” saya melanjutkan sambil memastikan dia mencerna setiap kata,”Bila yang menadahkan tangan adalah hamba yang dicintaiNya ,yang giat beribadah, yang rajin bersedekah, yang menyempurnakan wajib dan menegakkan sunnah , maka mungkin saja Allah akan berfirman pada malaikatNya:’Tunggu! Tunda dulu apa yang menjadi hajatnya. Sungguh Aku bahagia bila dia meminta. Dan biarlah hambaKu ini terus meminta, terus berdoa , terus mengiba . Aku menyukai doa-doanya . Aku menyukai kata-kata dan tangis isaknya . Aku menyukai khusyu’ dan tunduknya . Aku menyukai puja dan puji yang dilantunkannya . Aku tak ingin dia menjauh dariKu setelah mendapat apa yang dia pinta . Aku mencintaiNya.”
“Oh ya?” matanya berbinar.”Betul demikianlah yang terjadi padaku?”
“Hmm...Pastinya aku tak tahu,”jawab saya sambil tersenyum. Dia agak terkejut . Segera saya sambung sambil menepuk pundaknya,”Aku hanya ingin kau berbaik sangka.”
Dan dia tersenyum.Alhamdulillah.

                                          *          *          *         
Nah , ukayya , pastinya kita pernah  menilai Allah tidak adil? Entah dalam pembagian rezeki , dalam doa sekalipun atau apapun itu . Tahukah kamu ketika ukayya berdoa , dan doanya belum dikabulkan , itu berarti Allah senang mendengar doa kita dan meminta agar kita bisa selalu memohon,memohon dan terus memohon .
Tapi, kadang-kadang seperti kawan dalam cerita yang telah kita baca di atas , ketika terbentur terjalnya hidup , adakalanya kita disergap buruk sangka . Manusiawi . Namun tak boleh dibiarkan lama-lama . Dalam dekapan ukhuwah , baik sangka sepertinya salah satu-satunya pilihan . Agar kita menyempurnakan akar pohon iman . Agar kita mampu menjumbaikan buah yang manis ,harum,dan lembut. Agar kita memiliki batu bata yang cukup untuk mendirikan menara cahaya, kelak di surgaNya.
Dalam dekapan ukhuwah kita hayati firman dalam hadits Qudsi itu.”Sesungguhnya Aku,” kata Allah dalam ujaran Nabi yang diriwayatkan Ibnu Majah,”Ada di sisi prasangka hambaKu pada diriKu.”
“Aku bersamanya setiap kali dia mengingatKu. Jika dia mengingatKu di kala tiada kawan, maka Aku akan mengingatnya dalam kesendirianKu. Jika dia mengingatKu dalam suatu kumpulan, niscaya Aku sebut-sebut dia dalm suatu kaum yang lebih baik daripada jama’ahnya . Jika dia mendekat padaKu dalam jarak sejengkal, maka Aku mengakrabinya dengan beringsut sehasta. Jika dia mendekat kepadaKu dalam jarak satu hasta . Aku akan menyambutnya dengan bergesar satu depa. Apabila dia datang kepadaKu dengan berjalan, Aku akan datang padanya dengan berlari-lari kecil.”
Dalam dekapan ukhuwah, ada berjuta kebaikan mengiringi prasangka baik kita padaNya . Dia setia bersama kita dan melimpahkan kebaikan, karena kita mengingatNya juga dengan sangkaan kebaikan .


 
Semoga bermanfaat , jangan lupa untuk membagikan postingan ini dan tak lupa menyertakan link blog mimin http://yulicaturwulandari.blogspot.com/ . In Sha Allah bersambung ke bagian ke 2 . Mohon doanya ya ... Wassalammulaikum
Sumber : Dalam Dekapan Ukhuwah (Salim A.Fillah)
 
Read More